dan malam, aku tafakkur
Sajak Idwar Anwar
ritme daun-daun zikir mengalun merambati ujung lidah
menyembur, menjelma udara-udara gugur
notasi waktu berjejer, menunggu giliran berlompatan
membingkai langit malam yang makin tua
sinar bulan yang bening, merangkai lafadz doa-doa
yang tumbuh dari batin. menghabiskan tiktok waktu
yang dulu mengering; cuaca begitu buruk
separuh kenangan luruh
di atas hidangan wajahku yang menggurun
angin tiba-tiba saja badai
menggiring derai waktu yang mulai menjelma detik
dan malam, aku tafakkur
mensujudkan butiran jasad dan jiwa
menghanguskan selaksa kenangan hitam
yang menempel di langit senja,
hingga tulang sumsumku; sepi dan gelap
kulayari doa-doa.
inilah rumahku; samudera jiwa yang lengang
kuhabiskan sisa nafasku yang berdiam dalam batu-batu
mentasbihkan irama Tuhan:
kutemukan diri terburai di jalannya
palopo, 2005
Fajar, 25 Juni 2006