Ukiran Takdir di Alé Luwu
Sajak Idwar Anwar
di tepi langit,
Sangianyangpajung; Rumamakkompong
menghambur tertawa merentas malam
tak ada hidup
di ale Luwu kesunyian berbaring terdiam
di atas mahkota Boting Langiq
Patotoqé bersimpuh, mengukir takdir untuk anaknya; Batara Guru
kesedihan menjalar, meliuk dalam pusaranpusaran langit
Batara Guru; taburan duka jatuh perlahan
tapi takdir telah diukir
kesedihan hanyalah kebisuan yang takut
inilah Alé Luwu, menitik Batara Guru
cakrawala petir, halilintar, guntur bersabung
gelap gulita dan sepi menabur
di atas tanahnya yang merekah
sebuah kehidupan dimulai
Batara Guru; We Nyiliq Timoq
cinta; sebuah awal yang suci
makassar, Oktober 2003
Tulisan ini telah dimuat di Harian Fajar