Kadispusarsip Sulsel Andi Parenrengi, Hadiri Lepas Sambut Pejabat Baru UPT Layanan Perpustakaan
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan (Dispus Arsip Sulsel) Ir. H. Andi Parenrengi, M.P, di dampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) unit Dispus Arsip Sulsel Hj. Andi Faridah, S.P., M.Si, menghadiri langsung kegiatan Lepas Sambut Kepala UPT Layanan Perpustakaan di Ballroom Andalan Gedung Perpustakaan Multimedia, Jumat (3/2/2023).
Turut hadir pada acara pisah sambut tersebut Sekdis Drs. H. Andi Sangkawana, M.M, Kabid Perpustakaan Drs. Yulianto, M.M, Kabid Kearsipan Dr. Basri, M.Pd, Kepala UPT Jasa Kearsipan H. Irwan, S.Sos., M.A.P, beserta pengurus DWP unit Dispus Arsip Sulsel.
Lepas sambut Kepala UPT Layanan Perpustakaan Dispus Arsip Sulsel, dari Pejabat lama Abd. Hadi, S.Sos., M.M yang saat ini mendapatkan amanah menjabat Kepala Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulsel dan pejabat baru Kaharullah, S.E. , M.M yang sebelumnya bertugas di Sekretariat DPRD Sulsel. Keduanya dilantik oleh Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pada Senin (30/1/2023) lalu yang berlangsung secara hybrid di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kompleks Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.
Pada acara pisah sambut Kepala UPT Layanan Perpustakaan tersebut, Kadis H.A. Parenrengi mengucapkan selamat datang dan selamat bekerja kepada Kaharullah dan berharap kontribusi, pemikiran dan inovasi dapat terlahir untuk memotivasi dan menunjang kinerja UPT Layanan Perpustakaan.
“Kalau kita melihat bagaimana layanan perpustakaan, apa yang sudah dikerjakan oleh pejabat lama, itu menjadi dasar kita untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kita,” ujar Andi Parenrengi.
Sementara itu, Kepala UPT Layanan Perpustakaan yang baru Kaharullah berharap, dukungan dan support dari setiap lapisan di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, utamanya di UPT Layanan Perpustakaan dalam melaksanakan tugas, bekerja secara maksimal sesuai visi misi bapak Gubernur Provinsi Sulsel.
“Pada saat pelantikan kemarin, beliau menitipkan tiga pesan, Integritas, Loyalitas dan Kinerja, dan hal itu tidak bisa tercapai jika kita tidak kolaboratif semua,” ucapnya.
Sedangkan Abd. Hadi, menyampaikan pesan kesannya selama mengabdi di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel.
“Saya ucapkan terima kasih atas doa-doata semua, apa yang sudah dicapai tahun-tahun sebelumnya, apa yang sudah di programkan silahkan dilanjutkan, karena bapak ibulah yang bisa melanjutkan itu, karena saya mendapat amanah bertugas ditempat yang baru,” tuturnya.
“Ketika keluar dari tempat yang sekarang, itu menjadi tantangan, karena mulai membangun UPT itu memang butuh perjuangan, kita semua bersama-sama membangun, membuat perpustakaan itu terang benderang. Sekarang, tinggal bagaimana melanjutkan, bagaimana memelihara itu, layanan yang kita berikan kepada masyarakat mulai pagi sampai malam, harus kita pertahankan,” imbuhnya.
Dijelaskan bahwa, ada berbagai macam kegiatan di UPT Layanan Perpustakaan, dan itu sudah dikenal oleh masyarakat, itu tidak boleh putus di tengah jalan. Begitu pula dengan kerjasama yang kami lakukan dengan berbagai pihak yang siap men support Dispus Arsip Sulsel melalui layanan, ada juga kerjasama yang sudah dibuat oleh Kasi PP IPTEK Sri Wahyuni Djamaluddin, S.H. M.Si. dengan UNM dalam rangka penyiapan alat-alat peraga untuk ditempatkan di IPTEK, itu boleh dilanjutkan.
Abd. Hadi kembali berpesan untuk tetap menjaga kekompakan dan silaturrahim. Menurutnya, pemerintahan itu, siapapun pemimpinnya, itu harus tetap jalan, terprogram dengan baik. UPT Perpustakaan merupakan yang paling luas cakupan nya. Apa yang kita capai selama ini adalah berkat kerjasama dan kekompakan yang kita lakukan.
“Pencapaian UPT sampai saat ini termasuk Festival Aksara Lontaraq yang di dalamnya sudah ada seminar dan pekan perpustakaan, dan Gempur Pustaka yang sudah dua kali dilaksanakan, yang pertama di Enrekang, Toraja, dan Toraja Utara, sedangkan yang kedua di Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur. Kegiatan-kegiatan yang punya nilai di luar dan dikenal oleh masyarakat tidak boleh ditinggalkan, “ kuncinya. (Aslinda)