Ga'de-Ga'de Pustaka Top 50 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
Strategi meningkatkan kegemaran membaca dengan Ga'de-Ga'de Pustaka merupakan salah satu upaya Dinas Perpustakaan Kota Makassar untuk terus meningkatkan kegemaran membaca di kalangan masyarakat Makassar. Ga'de-Ga'de Pustaka ini memadukan tiga kegiatan, yakni mini pustaka, kios dagangan dan konter penjualan pulsa/paket data. Program Ga'de-Ga'de Pustaka ini juga menggandeng Telkomsel sebagai mitra.
Lokasi Ga'de-Ga'de Pustaka ini berada di depan rumah Fenny, di Jalan Baji Ati, tak jauh dari Kantor Lurah Baji Mappakasunggu, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar. Meski berada di dalam lorong, tapi suasananya nyaman dan bersih. Di depan rumah-rumah warga tumbuh aneka bunga yang terawat baik.
Ga'de-Ga'de Pustaka ini dikoordinir oleh Ibu-Ibu Relawan Baca, yang diketuai Kartini Ismail. Tugas Ibu-Ibu Relawan Baca lainnya, adalah mempromosikan peran perpustakaan dan meningkatkan kegemaran membaca di lingkungan keluarga dan masyarakat. Juga mendorong dan mengajak orang/lembaga berdonasi buku.
Walaupun demikian, untuk menghidupkan aktivitas membaca di Ga'de-Ga'de Pustaka, diakui tentu tidaklah mudah. Terlbih program ini baru muncul setahun sebalangan, tepatnya pada 2022. Hal ini terungkap dalam diskusi ringan di rumah Fenny, pengelola Ga'de-Ga'de Pustaka, pada Sabtu, 11 Maret 2023.
Ketua Ibu-Ibu Relawan Baca Kota Makassar, Kartini Ismail, sore itu, mengundang Rusdin Tompo, pegiat literasi dan penulis buku, untuk datang berbagi pengalaman dan semangat seputar aktivitas literasi. Selain Fenny, Kartini Ismail, dan Rusdin Tompo, hadir pula Faisal, Ketua RT 02/RW 04 Kelurahan Baji Mappakasunggu yang akrab disapa om Yopi.
Kartini Ismail, sebagai Ketua Ibu-Ibu Relawan Baca Kota Makassar senang karena Ga'de-Ga'de Pustaka, atas dukungan om Yopi dan warga Jalan Baji Ati, mendapat apresiasi. Program inovasi Dinas Perpustakaan Kota Makassar ini masuk Top 50 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2023.
Dalam bincang-bincang tersebut, Rusdin Tompo melihat masih banyak potensi yang bisa dikembangkan terkait aktivitas literasi. Salah satunya, Rusdin menyarankan cara memperbarui koleksi buku-buku Ga'de-Ga'de Pustaka, dengan model pinjam pakai selama sebulan. Dengan begitu, cara ini juga untuk mengurangi kekurangan koleksi dan keterbatasan rak penyimpanan buku.
Koordinator Satupena Provinsi Sulawesi Selatan itu mencontohkan, buku-buku yang dipinjam-pakai itu bisa saja bersumber dari perpustakaan kelurahan, perpustakaan kecamatan, atau dari perpustakaan Kota Makassar. Bahkan dapat pula bersumber dari pihak lain. Akan tetapi hal ini harus disesuaikan dengan jenis dan tema buku yang ingin dibaca, berdasarkan hasil survei kecil-kecilan.
Selain itu, ia juga menambahkan pentingnya pemanfaatan akses internet dan gawai untuk membaca buku-buku digital, juga bisa jadi alternatif solusi. Terlbeih lagi link buku digital secara gratis sebenarnya sudah tersedia.
Sekian lama larut dalam obrolan, berkembang pula pemikiran untuk membangun partisipasi warga yang lebih besar, sehingga benar-benar menjadi bagian dari masyarakat. Rusdin juga menyarankan, agar pelibatan ini selain menyasar kelompok orangtua, khususnya ibu-ibu, juga remaja dan anak-anak. Anak-anak bisa diajak jadi pustakawan lorong.
Hal lain yang juga perlu dilakukan yakni dengan melakukan kegiatan-kegiatan lomba yang sifatnya kreatif dan rekreatif. Feny dan om Yopi menyampaikan, mereka pernah bikin lomba menggambar, tapi begitu selesai diumumkan, hasilnya disimpan.
Untuk itu, Rusdin menyarankan, kalau nanti diadakan lomba menggambar atau mewarnai, semua karya peserta dipajang di pagar rumah warga. Sehingga semua orang bisa melihat dan memberi apresiasi. Jadi, ada lomba dan pameran karya.
Oleh karena itu, terkait lomba menggambar, ada rencana mengadakan lomba street art. Bentuk kegiatanya, antara lain anak-anak menggambar dengan menggunakan kapur tulis di atas paving blok yang ada di lorongnya. Selesai lomba, gambarnya bisa dihapus. Namun aktivitasnya bisa jadi konten untuk YouTube dan medsos lainnya.
Selain itu, kegiatan baca puisi, mendongeng, memotret lorong dengan smartphone, serta permainan tradisional, juga bisa jadi daya tarik dan cara menghidupkan Ga'de-Ga'de Pustaka. Halma, ular tangga dan permainan sejenis bisa juga jadi bagian dari fasilitas dan aktivitas menghidupkan Ga'de-Ga'de Pustaka. Begitupun dengan kegiatan diskusi untuk membangun kesadaran kritis warga, terutama kalangan anak-anak dan remaja, bisa pula dilakukan. (ril)