Prabowo Capres Pertama yang Lolos Putaran Kedua
𝟗 𝐁𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐣𝐮 𝐏𝐢𝐥𝐩𝐫𝐞𝐬 𝟐𝟎𝟐𝟒
𝐏𝐑𝐀𝐁𝐎𝐖𝐎 𝐂𝐀𝐏𝐑𝐄𝐒 𝐏𝐄𝐑𝐓𝐀𝐌𝐀 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐋𝐎𝐋𝐎𝐒 𝐏𝐔𝐓𝐀𝐑𝐀𝐍 𝐊𝐄𝐃𝐔𝐀
- 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐊𝐚𝐥𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐃𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐆𝐚𝐧𝐣𝐚𝐫 𝐏𝐫𝐚𝐧𝐨𝐰𝐨 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐧
𝐎𝐥𝐞𝐡: 𝐋𝐒𝐈 𝐃𝐞𝐧𝐧𝐲 𝐉𝐀
Sembilan bulan menjelang Pilpres 2024, Prabowo Subianto menjadi capres pertama yang memenuhi ambang batas minimal untuk lolos putaran kedua.
Jika Pilpres diikuti oleh 3 (tiga) pasangan calon, maka hampir dipastikan Pilpres 2024 akan dilangsungkan dalam dua putaran. Setiap capres harus mencapai minimal dukungan 33.3% untuk bisa lolos ke putaran kedua.
Dukungan 33.3% adalah 𝘵𝘩𝘦 𝘮𝘢𝘨𝘪𝘤 𝘯𝘶𝘮𝘣𝘦𝘳 yang harus dicapai capres untuk lolos ke putaran kedua.
Di bulan Mei 2023, elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 33.9%, diikuti oleh Ganjar Pranowo sebesar 31.9%, dan elektabilitas Anies Baswedan sebesar 20.8%. Dan mereka yang belum memutuskan ataupun tidak menjawab tersisa hanya sebesar 13.4%.
Demikian isu penting pertama, dari temuan terbaru LSI Denny JA pada bulan Mei 2023.
LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (𝘧𝘢𝘤𝘦 𝘵𝘰 𝘧𝘢𝘤𝘦 𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳𝘷𝘪𝘦𝘸) dengan menggunakan kuesioner kepada 1200 responden di seluruh Indonesia.
Dengan 1200 responden, margin of error survei ini sebesar 2.9%. Survei dilakukan pada tanggal 3-14 Mei 2023.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti: analisis media, in-depth interview, dan focus group discussion.
***
𝐋𝐒𝐈 𝐃𝐞𝐧𝐧𝐲 𝐉𝐀 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝟒 (𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭) 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐏𝐫𝐚𝐛𝐨𝐰𝐨 𝐒𝐮𝐛𝐢𝐚𝐧𝐭𝐨 𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐥 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐮𝐫𝐯𝐞𝐢 𝐌𝐞𝐢 𝟐𝟎𝟐𝟑.
(1)
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮, 𝗺𝗮𝘆𝗼𝗿𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗰𝗮𝗽𝗿𝗲𝘀 𝟮𝟬𝟮𝟰 𝘀𝗼𝘀𝗼𝗸 𝘀𝘁𝗿𝗼𝗻𝗴 𝗹𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗺𝗽𝘂 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗺𝗯𝘂𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗲𝗸𝗼𝗻𝗼𝗺𝗶.
Dari ketiga nama capres (Prabowo, Ganjar, dan Anies), Prabowo lebih kuat asosiasinya sebagai sosok strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi.
Bencana Covid-19 selama tiga tahun sudah memporak-porandakan ekonomi Indonesia. Kebutuhan akan pemimpin untuk menumbuhkan ekonomi akibatnya semakin tinggi.
Spektrum politik Indonesia juga beragam, dengan kepentingannya masing-masing. Prabowo dipandang sebagai pemimpin yang tegas dan kuat, serta fasih dalam merangkul aneka pihak.
(2)
𝗞𝗲𝗱𝘂𝗮, 𝗹𝗶𝗺𝗽𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗿𝘂𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘀𝘂𝗮𝗿𝗮 𝗚𝗮𝗻𝗷𝗮𝗿 𝗣𝗿𝗮𝗻𝗼𝘄𝗼
Survei LSI Denny JA menunjukan dukungan kepada Ganjar jika berkurang, mereka lebih banyak beralih kepada Prabowo Subianto, ketimbang ke Anies Baswedan.
Posisi Prabowo yang dianggap lebih berkarakter nasionalis dibandingkan Anies Baswedan yang lebih berkarakter pemimpin Islam, membuat pendukung Ganjar lebih nyaman pergi ke Prabowo.
(3)
𝗞𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮, 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗮𝗹𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗣𝗿𝗮𝗯𝗼𝘄𝗼 𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗻𝘁𝗮𝗵 𝗽𝘂𝘀𝗮𝘁
Dengan masuknya Prabowo ke dalam kabinet Jokowi, memperkuat citra kapabilitas Prabowo sebagai capres yang mampu mengelola pemerintahan (salah satu image yang melemahkan Prabowo pada Pilpres 2019).
Jika pada pemilu 2014 dan 2019 Prabowo dianggap the outsider (di luar pemerintahan), kini Prabowo dianggap insider, punya pengalaman mengelola pemerintahan pusat.
Pengalaman pernah ikut mengelola pemerintah pusat sebagai menteri menambah keyakinan publik akan kapasitasnya.
(4)
𝗞𝗲𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁, 𝗣𝗿𝗮𝗯𝗼𝘄𝗼 𝗱𝗶𝗻𝗶𝗹𝗮𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝘀𝗲𝗻𝘁𝗿𝗮𝗹 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗱𝗶𝘁𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝘀𝗽𝗲𝗸𝘁𝗿𝘂𝗺 𝗽𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸.
Jika dibentangkan spektrum politik nasionalis hingga politik Islam, posisi Prabowo ada pada poros tengah. Ini menguntungkan Prabowo.
Suara pemilih Indonesia jika dibentangkan dari nasionalis ke Islam, mereka lebih banyak kumpul di tengah.
***
Isu penting kedua yang terungkap dalam survei LSI Denny JA pada bulan Mei 2023, untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir, elektabilitas Ganjar menurun.
Sejak Mei 2022, elektabilitas Ganjar cenderung naik dalam serial survei LSI Denny JA. Pada Mei 2022, elektabilitas Ganjar masih di bawah Prabowo di angka 27.9%, kemudian cenderung naik, hingga puncaknya pada Januari 2023 dengan elektabilitas sebesar 37.8%.
Di bulan Mei 2023, elektabilitas Ganjar turun di angka sebesar 31.9%.
𝐀𝐝𝐚 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐝𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐆𝐚𝐧𝐣𝐚𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐧.
(1)
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮, 𝗲𝗳𝗲𝗸 𝗻𝗲𝗴𝗮𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗮𝘁𝗮𝗹𝗻𝘆𝗮 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝘁𝘂𝗮𝗻 𝗿𝘂𝗺𝗮𝗵 𝗽𝗶𝗮𝗹𝗮 𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮 𝗨-𝟮𝟬.
Batalnya Indonesia sebagai tuan rumah memang bukan keputusan Ganjar, namun keputusan dari FIFA.
Namun pernyataan Ganjar yang ikut menolak keikutsertaan Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20, dianggap sebagai salah satu faktor penyebab batalnya Indonesia sebagai tuan rumah.
Di berbagai media sosial, Ganjar dikritik bahkan di-bully. Di antara tiga capres itu, Ganjar tokoh pertama yang mengalami hantaman keras, kadang dengan kata yang pedas di media sosial akibat sikap politiknya untuk dunia sepakbola.
Survei menunjukan bahwa 72% publik menyatakan kecewa gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah. Dari mereka yang menyatakan kecewa, Ganjar Pranowo dianggap sebagai orang yang paling disalahkan atas gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah.
Mayoritas publik Indonesia yang merupakan penggemar bola juga mendukung kemerdekaan Palestina. Tapi mengorbankan kepentingan nasional Indonesia menjadi tuan rumah Sepak Bola Dunia U-20 dengan tak mau menerima tim Israel bermain di sini, sementara dubes Palestina di Indonesia saja bisa memahami, itu dianggap oleh mayoritas yang marah sebagai nasionalisme yang lebai (berlebihan).
(2)
𝗞𝗲𝗱𝘂𝗮, 𝗺𝘂𝗻𝗰𝘂𝗹𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝘀𝗲𝗽𝘀𝗶 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝗚𝗮𝗻𝗷𝗮𝗿 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗽𝗲 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗺𝗽𝗶𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝘂𝗮𝘁.
Status Ganjar yang dideklarasikan dan dibincangkan publik sebagai “petugas partai” melemahkan persepsi personal Ganjar.
Ganjar dinilai sebagai pemimpin yang tidak mampu mengambil keputusan sendiri karena harus berkonsultasi atau direstui dulu setiap keputusannya oleh Ketua Umum partainya. Bahkan dalam FGD LSI Denny JA, ada yang menyatakan bahwa Ganjar hanyalah calon boneka.
Sebenarnya tak ada yang salah dengan pernyataan capres sebagai petugas partai. Tapi persepsi politik sudah terbentuk bahwa presiden itu bukan petugas partai. Ia pemimpin seluruh bangsa yang melampaui kepentingan partai.
(3)
𝗞𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮, 𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗸𝗶𝗻𝗲𝗿𝗷𝗮 𝗚𝗮𝗻𝗷𝗮𝗿 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻𝗶 𝗺𝗮𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗺𝗶𝘀𝗸𝗶𝗻𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗝𝗮𝘄𝗮 𝗧𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵.
Data menunjukan bahwa Jawa Tengah adalah provinsi kedua termiskin di pulau Jawa.
Kemiskinan di Jawa Tengah pada tahun 2022, mencapai 10.98%. Bahkan angka kemiskinan Jawa Tengah ini melampaui rata-rata angka kemiskinan nasional. Angka kemiskinan nasional pada tahun 2022 sebesar 9.57%.
Ganjar dipersepsikan gagal menangani kemiskinan, yang menjadi salah satu isu penting dan prioritas bagi publik. Jika menangani kemiskinan di satu provinsi Jawa Tengah saja dianggap gagal, bagaimana bisa mensejahterakan 38 provinsi di Indonesia?
***
Isu penting ketiga dalam temuan survei LSI Denny JA adalah Anies Baswedan. Ia dianggap mesin yang lambat panas.
Elektabilitas Anies tak banyak berubah dalam setahun terakhir. Sejak Mei 2022 hingga saat ini, elektabilitas Anies cenderung stagnan di angka 21-22%. Dengan angka elektabilitas ini, Anies selalu berada di bawah Prabowo maupun Ganjar dalam semua simulasi.
Meski sebagai underdog, pengalaman pilkada DKI Jakarta tahun 2017 tak bisa dilupakan. Saat itu, 9 (sembilan) bulan sebelum pencoblosan, Anies pun selalu di bawah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Namun akhirnya Anies masuk ke putaran kedua dan memenangkan pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Kemampuan Anies untuk melompat di ujung kompetisi, jika “mesinnya” sudah panas, juga jangan diabaikan.
***
Isu penting keempat dalam temuan survei LSI Denny JA adalah menang-kalahnya tiga capres di enam kantong pemilih besar.
(1)
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮, 𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗠𝘂𝘀𝗹𝗶𝗺 (𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺).
Di pemilih Islam, Prabowo unggul dibanding kedua capres. Di pemilih Islam, dukungan kepada Prabowo sebesar 34.6%, dukungan Ganjar sebesar 31.2%, dan dukungan kepada Anies sebesar 21.6%.
Sementara di pemilih non Islam, Ganjar mengungguli kedua capres lainnya.
jika pemilih Islam dibagi lagi ke segmen konservatif, dan non- konservatif, di segmen konservatif ini, pendukung Anies lebih banyak.
Konservatisme agama dalam hal ini hanya diukur dari ketaatan dalam melakukan ritual agama seperti sholat lima waktu, berpuasa, dan sebagainya.
(2)
𝗞𝗲𝗱𝘂𝗮, 𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗸𝗮𝗻𝘁𝗼𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗱𝗲𝘀𝗮𝗮𝗻
Di kalangan pemilih yang tinggal di desa, Prabowo unggul dibanding Ganjar dan Anies.
Di pemilih desa, dukungan terhadap Prabowo mencapai 34.8%, dukungan kepada Ganjar sebesar 31.2%, dan dukungan kepada Anies sebesar 18.3%.
Sementara di pemilih yang tinggal di perkotaan, Ganjar mengungguli Prabowo dan Anies.
(3)
𝗞𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮, 𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗺𝘂𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗻𝘀𝗶𝗮
Di kalangan pemilih ini, Prabowo dan Ganjar saling mengalahkan. Kalangan pemilih muda di bawah 40 tahun,maupun di pemilih usia dewasa muda 40-49 tahun, Prabowo mengungguli Ganjar.
Sementara di pemilih usia lansia, Ganjar mengungguli Prabowo. Di pemilih lansia, Ganjar memperoleh dukungan sebesar 38.3%, Prabowo memperoleh dukungan sebesar 33%, dan Anies memperoleh dukungan sebesar 17.9%.
(4)
𝗞𝗲𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁, 𝗸𝗮𝗻𝘁𝗼𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗸𝗲𝗹𝗮𝘀 𝗲𝗸𝗼𝗻𝗼𝗺𝗶
Di pemilih wong cilik, Prabowo dan Ganjar bersaing ketat. Prabowo memperoleh dukungan sebesar 34.8%, sementara Ganjar memperoleh dukungan sebesar 33.0%.
Sementara di pemilih ekonomi mapan, Prabowo bersaing ketat dengan Anies. Prabowo dan Anies sama-sama memperoleh dukungan 31.7%. Di kelas ekonomi menengah, Prabowo ungguli Ganjar maupun Anies.
(5)
𝗞𝗲𝗹𝗶𝗺𝗮, 𝗸𝗮𝗻𝘁𝗼𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗸𝗲𝗹𝗼𝗺𝗽𝗼𝗸 𝘁𝗲𝗿𝗱𝗶𝗱𝗶𝗸
Di kantong pemilih terdidik (tamat D3 ke atas), Anies mengungguli Prabowo dan Ganjar. Anies memperoleh dukungan sebesar 33.7%, Ganjar memperoleh dukungan sebesar 27.2%, dan Prabowo memperoleh dukungan sebesar 25.6%.
Namun di pemilih berpendidikan rendah, Prabowo mengungguli Ganjar dan Anies.
(6)
𝗞𝗲𝗲𝗻𝗮𝗺, 𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗽𝗲𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻.
Di kalangan ini, Ganjar mengungguli Prabowo dan Anies. Ganjar memperoleh dukungan sebesar 30.6%, dukungan ke Prabowo sebesar 27.6%, dan dukungan ke Anies sebesar 21.5%.
Sementara di pemilih laki-laki, Prabowo unggul dibanding Ganjar dan Anies.
***
Siapakah cawapres dari tiga capres yang berpeluang maju di Pilpres 2024? Indeks cawapres menjadi isu penting kelima dalam temuan survey kali ini.
LSI Denny JA merumuskan 5 (lima) variabel yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan cawapres. Indeks cawapres dibuat berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya dan realitas politik .
Cawapres dipilih bukan hanya semata faktor elektabilitas. Namun gabungan lima faktor utama yang kami sebut sebagai indeks cawapres.
Kelima variabel tersebut adalah: tambahan elektabilitas, kuasa tiket (ketum partai), tokoh dari ormas besar, pengalaman pemerintahan, dan jaringan sumber dana.
Dari riset kualitatif dan expert judgement yang dibuat LSI Denny JA, setiap nama dari 8 (delapan) nama cawapres dinilai dari kelima variabel tersebut.
Delapan nama cawapres yang diuji adalah Agus Harimurti Yudhoyono(AHY), Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Said Aqil Siradj, dan Sandiaga Uno.
Hasilnya tak ada satupun cawapres ideal yang memenuhi kelima variabel yang harus dipenuhi cawapres. Dan tak ada satupun cawapres yang menambah elektabilitas signifikan bagi capres.
Dari kedelapan nama, Airlangga Hartarto menjadi cawapres dengan indeks cawapres tertinggi. Ia memenuhi paling banyak tiga variabel, yaitu kuasa tiket (ketum partai), pengalaman pemerintahan, dan jaringan sumber dana.
Di bawah itu, ada 5 cawapres yang memenuhi dua dari lima variabel yakni Sandiaga Uno, Erick Thohir, Mahfud MD, Khofifah, dan Muhaimin Iskandar. Sementara cawapres yang hanya memenuhi satu variabel saja adalah AHY dan Said Aqil Siradj.
Jika capres diputuskan melalui pertimbangan elektabilitas atau dukungan publik terhadap tokoh itu berdasarkan survey, cawapres sepenuhnya diputuskan berdasarkan kesepakatan segelintir elit partai saja dengan mempertimbangkan empat variabel di atas selain tambahan elektabilitas.
***
Sembilan bulan sebelum Pilpres 2024, peluang Prabowo untuk memenangkan Pilpres lebih besar ketimbang peluangnya pada Pilpres sebelumnya di tahun 2014 dan 2019.
Sungguhpun Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan tokoh populer, mereka belum sekuat Jokowi yang saat itu menjadi kompetitor Prabowo. Lebih mudah bagi Prabowo mengalahkan Ganjar atau Anies ketimbang mengalahkan Jokowi di zamannya.
Lagu yang acap dinyanyikan Elvis Presley: “It’s Now or Never” berlaku untuk Prabowo. Sejak konvensi Partai Golkar untuk Presiden di tahun 2004, Prabowo sudah hadir, hingga Pilpres 2009 (sebagai cawapres dan tahun 2014 dan 2019 sebagai capres).
It is now. Hanya sekaranglah kesempatan terakhir Prabowo untuk terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Kondisi ini memberikan semangat ekstra kepada Prabowo.
Tapi Pemilihan Presiden masih sembilan bulan lagi. Banyak hal dapat terjadi selama sembilan bulan itu. Jika isu soal perlunya strong leader untuk menumbuhkan ekonomi meluas, isu ini akan menguntungkan Prabowo. Sekaligus itu dapat menurunkan dukungan kepada Ganjar Pranowo.*
19 Mei 2023
(Detail data dan analisa dapat dilihat dengan mengklik di SINI)
****
Bagi yang berminat mendapatkan buku-buku menarik, silakan download GRATIS di SINI.
- Ayat-ayat Semesta, Sisi-sisi Al-Qur'an yang Terlupakan - Pustakawan Menulis
- Sejarah Puasa dalam Islam - Pustakawan Menulis
- Sejarah Para Khalifah, Menguak Jejak Khalifah yang Mendunia - Pustakawan Menulis
- Ramadhan Bersama Nabi, Panduan Puasa, Shalat Tarwih, Lailatul Qadar, I'tikaf dan Dzikir Ramadhan
- Kitab Ihya’ Ulumiddin, Karya Monumental Imam Al Ghazali (Jilid 1, 2, 3 dan 4) - Pustakawan Menulis
- Kerancuan Filsafat, Imam Al Ghazali (Sang Penyembelih Ayam Bertelur EMAS) - Pustakawan Menulis
- Sejarah Kudeta Mekkah, Misteri yang Tak Terkuak - Pustakawan Menulis
***
Cek Nama Honorer yang Akan Diangkat Jadi ASN PPPK 2023 - Pustakawan Menulis
Rekrutmen BUMN Dibuka 11 Mei, Ini Syarat dan Cara Pendaftarannya - Pustakawan Menulis
Rekrutmen Bersama BUMN 2023, Ini Syarat dan Dokumen yang Harus Disiapkan - Pustakawan Menulis
Rekrutmen Bersama BUMN 2023, Ini Tata Cara dan Alur Pendaftaran - Pustakawan Menulis
Daftar Posisi untuk Lulusan S1/Diploma IV dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2023 - Pustakawan Menulis