Maros Jadi Tuan Rumah Festival Aksara Lontaraq ke-4
PUSTAKAWANMENULIS.COM - Maros Jadi Tuan Rumah Festival Aksara Lontaraq ke-4.
SUKSES melaksanakan Festival Aksara Lontaraq selama tiga tahun berturut-turut, kali ini pelaksanaan Festival tahunan ini kembali akan digelar di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Sebagai daerah yang memiliki banyak keunikan, khususnya dengan Kawasan Karst Maros (Geopark Maros-Pangkep) yang telah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan dunia (UNESCO Global Geopark), sangat layak untuk menjadi pilot project implementasi Pembelajaran Muatan Lokal Aksara Lontaraq dari SD, SMP dan SMA yang telah memiliki regulasi yakni Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 5 Tahun 2023 tentang Literasi Aksara Lontaraq, Bahasa Dan Sastra Daerah.
Pelaksanaan Festival Aksara Lontaraq ke-4 atau FALAQ 2023 yang didukung oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Maros ini akan menggelar kegiatan yang dipusatkan di Gedung Serba Guna Jalan Asoka Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada tanggal 19-20 November mendatang.
FALAQ tahun ini sendiri, bertemakan Penerapan Perda Literasi Aksara Lontaraq, yang baru disahkan oleh DPRD Provinsi Sulsel 15 Juni 2023 lalu.
"Festival Aksara Lontaraq ke-4 tahun ini akan mengangkat tema Penerapan Perda Aksara Lontaraq di kalangan masyarakat. Sebagai tuan rumah Maros akan menjadi daerah pertama di Sulsel yang akan menerapkan Perda ini. Menjadi Pioner dan inspirasi buat daerah lain. Semoga ini makin menguatkan peran-peran Maros dalam dunia literasi dan kebudayaan," kata Upi Asmaradhana penggagas FALAQ.
Tahun ini ada sejumlah kegiatan yang akan mewarnai kegiatan tahunan Sulsel ini, antara lain Seminar Internasional, Lomba Mewarnai Aksara Lontaraq untuk Anak-Anak Usia Dini, Lomba Lagu Daerah, Fashion Show dan Pemilihan Duta Lontaraq, Pameran Perpustakaan UMKM dan Ekonomi Kreatif.
Bupati Maros A.S Chaidir Syam mengatakan mengapresiasi langkah yang diberikan oleh para seniman dan pemerhati budaya di Sulsel dengan mempercayakan Maros sebagai tuan rumah.
“Kami berterima kasih Maros dipercaya sebagai tuan rumah Festival Aksara Lontaraq ke-4 tahun ini. Semoga kami bisa memberi kontribusi nyata dalam melindungi aksara Lontaraq yang merupakan salah satu warisan leluhur kita. “kata A.S Chaidir Syam, di Maros Senin (13/11/2023)
Ia juga berharap pelaksanaan FALAQ yang pertama kalinya digelar di luar kota Makassar bisa berjalan lancar dan tepat sasaran.
"Tahun ini tentu kesiapan panitia bersama pemerintah daerah harus lebih baik lagi. Apalagi pesertanya banyak dari kabupaten dan kota di Sulsel, mudah-mudahan ini bisa terselenggara dengan baik," ujarnya.
Berdasarkan informasi FALAQ 2023 diikuti 15 Kabupaten dan Kota Se Sulsel. Antara lain : Kabupaten Soppeng, Takalar, Toraja, Luwu Timur, Pinrang, Sinjai, Bulukumba, Enrekang, Luwu, Luwu Utara, Sidrap, Maros, Balai Bahasa, Makassar. Selain itu juga diikuti sejumlah penerbit dan Badan Usaha dan Kelompok Ekonomi Kreatif di tingkat Kabupaten hingga Provinsi.
Kurator FALAQ 2023, Yudisthira Sukatanya mengatakan, FALAQ 2023, diharapkan akan menjadi bagian gerakan kebudayaan, dalam menjaga tradisi aksara Lontaraq. Terutama bagaimana Perda Aksara Lontaraq bisa diimplementasikan dan diterjemahkan dengan baik di masyarakat.
"Kita punya kewajiban moral menjaga warisan leluhur kita. Di tengah serbuan budaya asing, upaya pelaksanaan FALAQ di Maros sebuah langkah yang patut diapresiasi. Apalagi tahun ini Gubernur Sulsel juga sudah meneken Perda Soal Aksara Lontaraq,” kata Yudistira Sukatanya.
FALAQ sendiri sudah digelar sejak Tahun 2020, Festival Aksara Lontaraq pertama diikuti 17 Negara, dengan 1.865 peserta. Festival kedua 2021, diikuti 11 negara. Festival ketiga 2022, bersama pegiat literasi dan budaya berhasil mendorong lahirnya Peraturan Daerah tentang Aksara Lontaraq. Tahun ini diharapkan FALAQ menjadi bagian penting bagaiman Perda bisa digunakan masyarakat.
FALAQ 2023 juga diharapkan menjadi ajang sosialisasi Perda sekaligus bagaimana masyarakat bisa berperan aktif dalam pelaksanaannya.
Festival Aksara Lontaraq sendiri digelar, sebagai upaya menjaga warisan budaya leluhur masyarakat Sulawesi Selatan. Tidak banyak bangsa-bangsa di dunia yang memiliki Aksara. Masyarakat yang memiliki aksara dianggap sebagai sebuah masyarakat yang memiliki peradaban yang tinggi. FALAQ juga sebagai jawaban atas prediksi sejumlah peneliti yang menilai aksara lontaraq akan punah jika tidak dilestarikan. (ril)