Dari Menulis Di Surat Kabar, Hingga Menjadi Penulis Yang Sukses; Idwar Anwar Penulis Serba Bisa Dari Tanah Sulawesi
PUSTAKASAWERIGADING.COM - Idwar Anwar atau oleh rekannya sering disapa Edo merupakan seorang penulis yang berasal dari tanah Sulawesi, tepatnya dari Palopo, Sulawesi Selatan. Lahir di Palopo 6 oktober 1974 dan menghabiskan masa kecil hingga remaja di sana. Perjalanan hidupnya di dunia akademik dimulai dari bersekolah di SDN 77 Palopo, lalu dilanjutkan di SMPN 3 Palopo, dan di SMAN 2 Palopo kemudian merantau ke kota Makassar untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan dengan masuk ke universitas hasanuddin di fakultas sastra atau yang sekarang disebut fakultas ilmu budaya.
Sejak kecil, keluarganya sudah ditinggal sosok ayah. Hal ini membuatnya tumbuh sebagai sosok yang mandiri dalam menjalani hidup guna meringankan beban keluarga. Sebagaimana yang dituturkan oleh beliau, di saat masih sekolah, kemampuan akademiknya kurang bagus. Sementara itu, minatnya untuk membaca dan menulis dimulai saat duduk di bangku SMP. Dalam menyiasati keterbatasan ekonominya, ia sering mencuri buku di perpustakaan di sekolahnya agar dapat membaca buku. Sementara tulisan-tulisannya baru dapat menghasilkan pundi-pundi uang Ketika beliau duduk di bangku kuliah.
Setelah lulus SMA, penulis yang sering disapa Edo oleh rekan-rekannya ini melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dengan berkuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia yaitu universitas hasanuddin atau biasa di singkat unhas. Satu peristiwa yang penting dalam perjalanan hidupnya adalah pada saat mengikuti kegiatan ospek yang diadakan oleh kampus. Kegiatan ospek menjadi tonggak awal tumbuhnya rasa keberanian dalam dirinya.
Perjuangan Idwar pada saat berkuliah begitu luar biasa, mengingat latar belakang keluarga beliau yang sudah kehilangan sosok kepala keluarga menjadikan dirinya bekerja keras di perantuan. Beberapa pekerjaan yang ia sempat lakukan, mulai dari tukang parkir, menjual koran hingga menjadi penulis di surat kabar. Kemampuan menulisnya terus berkembang seiring berjalannya waktu. Suatu hari Ketika beliau memperlihatkan bukunya berupa Kumpulan puisi kepada rektor unhas saat itu dengan harapan pak rektor dapat membelinya, dan itu berhasil, pak rektor membelinya namun tidak disangka sang rektor menyelipkan bukunya diantara buku-buku yang tebal. Hal ini membuatnya tersinggung. Lalu kemudian sang rektor mengatakan, coba lihat yang mana bukumu disitu? Idwar menjawab, buku saya tidak kelihatan karena berada diantara buku-buku yang tebal. Rektor kemudian menyampaikan, maka dari itu, kalau kau buat buku buatlah setebal mungkin. Sejak saat itu, Idwar selalu membuat buku yang tebal.
Beliau sempat terjun ke dunia politik dengan bergabung di partai demokrasi perjuangan indnesia (PDIP). Di PDIP, ia pernah menduduki kursi jabatan wakil ketua DPC PDIP kota Palopo, sekretaris DPC PDIP kota Palopo (2010-2015), dan anggota BP Pemilu DPD PDIP Sulsel. Lalu menjadi sekretaris DPD Banteng Muda Indonesia Sulsel (2017-2020), dan anggota komite kehormatan DPD PDIP Sulsel (2015-2020), serta beberapa kali maju sebagai caleg.
Selain karir di dunia politik, Idwar merupakan sosok yang aktif di dunia keorganisasian atau komunitas dan beberapa kali menjadi petinggi di organisasi yang diikuti. Menjadi Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Palopo (2011-2014), Ketua Asosiasi Penulis Profesional Indonesia Palopo, Pengurus GPMB Provinsi Sulsel, dan pengurus Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Sulsel adalah beberapa contohnya. Di dunia kesenian dan kebudayaan, Idwar tercatat sebagai Ketua Dewan Kesenian Palopo (2005-2015) dan Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Indonesia Sulsel (2017-2021). Berkat ketekunannya di bidang literasi, Edo telah menerima sejumlah penghargaan. Di antaranya, Pemuda Berprestasi di Bidang Kebudayaan (2009), penghargaan Bidang Kepemudaan dari Pemerintah Kota Palopo.
IDWAR ANWAR |
Sebagai penulis, Idwar telah menulis puluhan buku, diantara karyanya yang telah terbit, yaitu; novel merah dilangit istana luwu, La Galigo: turunnya manusia pertama (jilid 1), La Galigo Mutiara tompoq tikkaq (jilid 2), La Galigo: lahirnya kembar emas (jilid 3), kota tuhan, Kumpulan cerpen mata ibu, Kumpulan cerita rakyat tanah luwu (jilid 1), ibu, temani aku menyulam surga, kumpulan sajak zikir dan kado cinta, perang kota: perlawanan rakyat luwu 23 januari 1946, jejak-jejak suara rakyat menelusuri sejarah DPRD kota Palopo, ensiklopedi sejarah luwu (2005), ensiklopedi budaya luwu (2006), dan Palopo dalam spektrum waktu.
Tidak sampai disitu, Ia merupakan penulis yang pertama kali melakukan penulisan ulang Epos La Galigo ( sebuah epos terpanjang di dunia) menjadi sebuah novel yang populer dengan 12 jilid. Menjadi orang pertama yang membuat Ensiklopedi Sejarah Luwu dan Ensiklopedi Kebudayaan Luwu. Idwar juga menjadi pelopor sekaligus orang yang pertama kali menyusun dan menerbitkan Buku Pelajaran Muatan Lokal (MULOK) Sejarah dan Kebudayaan Luwu untuk tingkat SD, SMP dan SMA. Buku-buku tersebut saat ini dipelajari hampir di semua sekolah se-Tanah Luwu. Karena kemapuan dan dedikasinya dalam menulis yang begitu luar biasa, Idwar seringkali diundang menjadi pemateri dalam berbagai acara bedah buku, pelatihan jurnalistik dan penulisan kreatif.
* Lahir di sebuah desa di Polewali mandar 2004 silam, dengan nama Sappe. Saat ini sedang menempuh Pendidikan di universitas negeri makassar (UNM). Memiliki kegemaran dalam menulis, serta pecinta olahraga sepak bola. Memiliki semboyan yang berbunyi “ tae dikita bateku, ketannia tangngalalan malombok kuolai” artinya, “ tidak akan kentara jejakku, kalau bukan jalan berlumbur yang kulewati”